Nama kelompok:
1. Adit Desiyanti Akhiryani
2. Sukmawati Sagita Putri
3. Maria Maltida Ampolo
4. Nolly Vianelda Snae
MAKALAH KANKER SERVIKS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada
Hadirat Illahi Robbi karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
suri tauladan sepanjang zaman Rasullulah SAW. Kami ucapkan juga terimakasih
kepada dosen yang membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini
selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia, juga membahas
mengenai kanker servik.
Dalam pembuatan makalah ini tentunya
masih banyak kekurangan dan kesalahannya, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran yang bersifat membangun dari semua pihak dan semoga makalah
ini bermanfaat.
Pare, 13 Desember 2011
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Upaya pemberantasan penyakit menular dan tidak
menular merupakan salah satu program dalam rangka menciptakan keadaan kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat yang mencapai derajat kesehatan yang seoptimal-optimalnya.Terjadinya
perubahan gaya hidup sebagai dampak dari transisi demografi merupakan tantangan
terhadap upaya pemberantasan penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi disebabkan karena
adanya problem fisiologis atau metabolisme pada
jaringan tubuh manusia. Penyakit-penyakit tersebut contohnya ialah; batuk,
sariawan, sakit perut, dan sebagainya.
Penyakit menular adalah penyakit
yang disebabkan oleh kuman yang menjangkiti tubuh manusia. Kuman dapat berupa
virus, bakteri, amuba, atau jamur.Dan kanker servik adalah salah satu contoh penyakit menular yang
disebabkan oleh beberapa tipe dari virus yang disebut Human Papilloma Virus
(HPV).
Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada
servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu
masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama
(vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi
bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita
yang berumur antara 20 sampai 30 tahun. Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya
pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi
sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan
yang dialami oleh sel-sel tersebut.
Menurut Siregar
(2002),kanker leher rahim merupakan kanker kedua
terbanyak ditemukan pada wanita di dunia. Kurang lebih 500.000 kasus baru
kanker leher rahim terjadi tiap tahun dan tiga perempatnya terjadi di negara
berkembang. Kanker servik uteri atau leher rahim ini menduduki peringkat utama
dan merupakan penyebab kematian tertinggi pada kasus kanker yang menyerang
wanita di Indonesia. Data departemen kesehatan menunjukkan hingga kini jumlah penderitanya mencapai 50 per
100.000 penduduk. Oleh sebab itu diperlukan upaya maksimal dalam rangka
penanggulangan terhadap kejadian kanker servik yang mencakup upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Judul makalah ini sengaja dipilih karena
menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari
semua pihak yang peduli terhadap dunia kesehatan,yang salah satu tujuannya
adalah untuk memberikan informasi tentang kanker servik serta upaya pencegahan
dan pengobatannya.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dan
yang bertujuan memberikan informasi tentang kanker servik, maka masalah-masalah
yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
v Apa yang dimaksud dengan kanker servik?
v Bagaimana gejala kanker servik?
v Beban apa yang terjadi pada penderita bila sudah terkena
kanker serviks?
v Apa tanda-tanda fase pra kanker servik?
v Apa penyebab kanker servik?
v Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh kanker servik?
v Mengapa perempuan beresiko terkena kanker servik?
v Faktor-faktor apa saja yang meningkatkan risiko terkena
kanker servik?
v Bagaimana upaya pencegahan kanker servik?
v Bagaimana upaya pengobatan kanker servik?
1.3 Tujuan
ü Untuk mengaplikasi dan mengidentifikasi tentang kanker
servik
ü Memberikan informasi tentang gejala dan bahaya kanker servik
ü Untuk mengetahui upaya pencegahan kanker servik.
ü Memberikan informasi tentang upaya pengobatan pada penderita
kanker servik.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kanker Servik
Serviks
merupakan bagian bawah dari rahim, suatu tempat di mana bayi tumbuh selama
kehamilan. Kanker serviks disebabkan oleh beberapa tipe dari virus yang disebut
Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini dapat menyebar melalui kontak
seksual. Secara umum, tubuh wanita dirancang untuk melawan virus jenis ini,
tetapi pada beberapa kasus, virus ini menyebabkan kanker.
Kanker serviks merupakan pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang
tidak normal pada serviks (leher rahim).
Perubahan
ini biasanya memakan waktu beberapa tahun sebelum berkembang menjadi kanker.
Oleh sebab itu sebenarnya terdapat kesempatan yang cukup lama untuk mendeteksi
apabila terjadi perubahan pada sel serviks melalui skrining (papsmear atau IVA)
dan menanganinya sebelum menjadi kanker serviks.
Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat abnormal yang terjadi
pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan
pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang
senggama (vagina) (Riono, 1999).
Kanker serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah
tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan bagian
terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Pada penderita kanker
serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus- menerus yang
tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga
jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik (Sarwono, 1996).
2.2
Gejala kanker servik
Kebanyakan infeksi HPV dan kanker serviks stadium dini berlangsung
tanpa menimbulkan gejala sedikitpun sehingga penderita masih dapat menjalani
kegiatan sehari-hari. Namun, jika dilakukan pemeriksaan deteksi dini dapat
ditemukan adanya sel-sel serviks yang tidak normal yang disebut juga sebagai lesi
prakanker.
Bila
kanker sudah mengalami progresifitas atau stadium lanjut maka gejala-gejala
yang dapat timbul antara lain:
1. Pendarahan setelah senggama.
2. Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
3. Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
4. Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air
kecil.
5. Nyeri ketika berhubungan seksual.
2.3
Tanda-tanda fase pra kanker servik
v Keputihan atau
keluar cairan encer dari vagina
v Pendarahan setelah
senggama yang kemudian berlanjut menjadi pendarahan
v dapat bercampur
dengan darah.
v Timbul
gejala-gejala anemia bila terjadi pendarahan kronis.
v Timbul nyeri
panggul (velvis) atau diperut bagaian bawah bila ada radang panggul. Pada fase
invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan pada stadium
lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, bengkak kaki, timbul
iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rektum).
2.4 Penyebab
kanker servik
Ø
Penyebab utamanya adalah virus
yang disebut Human Papilloma (HPV) yang dapat menyebabkan kanker.
Ø
HPV 16 dan 18 secara bersama
mewakili 70% penyebab kanker serviks.
Ø
Biasanya sebagian besar infeksi
akan sembuh dengan sendirinya namun kadang bisa menjadi infeksi persisten yang
dapat berkembang menjadi kanker serviks.
Yang
perlu diketahui mengenai virus HPV:
Ø HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual
Ø Penularan dapat juga terjadi meski tidak melalui hubungan seksual.
Ø HPV dapat bertahan dalam suhu panas.
2.5
Beban pada penderita
kanker servik jika sudah terjadi
Tindakan pengobatan atau terapi sangat bergantung pada stadium
kanker serviks saat didiagnosis. Dikenal beberapa tindakan (modalitas) dalam
tata laksana kanker serviks antara lain:
v
Tindakan bedah (surgical
treatment).
v
Radioterapi (metode penyinaran yang menggunakan sinar x).
v
Kemoterapi (metode pengobatan yang bertujuan untuk membunuh
sel-sel kanker dengan cara merusak dan menghambat faktor-faktor pertumbuhan
sel).
v
Terapi paliatif (supportive
care) yang lebih difokuskan pada peningkatan kualitas hidup pasien.
Contohnya: makan
makanan yang mengandung nutrisi, pengontrol sakit (pain control).
2.6
Dampak yang bisa ditimbulkan oleh kanker servik
Kanker serviks berdampak negatif terhadap kehamilan, persalinan, dan
nifas. Dampak negatif tersebut yakni terjadinya kemandulan, abortus akibat
infeksi, perdarahan, ketuban pecah dini, inersia uteri, dan hambatan
pertumbuhan janin di dalam rahim karena terhambat oleh pertumbuhan kanker.
2.7 Perempuan
beresiko terkena kanker servik
Setiap
perempuan berisiko terkena HPV penyebab kanker serviks dalam masa hidupnya
tanpa memandang usia, latar belakang dan gaya hidup. Setiap perempuan berisiko
karena:
Ø
Biasanya sebagian besar infeksi
akan sembuh dengan sendirinya. Mereka yang mengalami infeksi persisten jarang
menunjukan gejala pada stadium awal, dan biasanya berkembang menjadi kanker
serviks beberapa tahun kemudian.
Ø
Setelah infeksi HPV, tubuh kita
tidak dapat selalu membentuk kekebalan, maka kita tidak terlindungi dari
infeksi berikutnya.
2.8
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena kanker servik
Ada
beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks adalah
:
v Hubungan Seks pada
usia muda atau pernikahan pada usia muda. Semakin muda seorang perempuan
melakukan hubungan seks, semakin besar risikonya untuk terkena servik.
v Berganti-ganti
pasangan seksual.
Perilaku seksual
berupa berganta-ganti pasangan seks akan meningkatkan penularan penyakit
kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi human papilloma virus (HPV)
telah terbukti dapat meningkatkan kanker servik, penis dan vulva.
v Merokok
Wanita perokok
memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker servik dibandingkan dengan
wanita yang tidak merokok.
v Defisiensi zat gizi
Defisiensi asam
folat meningkatkan risiko terjadinya displasia ringan dan sedang serta mungkin
juga meningkatkan resiko terjadinya kanker servik pada wanita yang makanannya
rendah beta karoten dan retionol ( vitamin A)
v Trauma
v Kronis pada Servik
seperti persalinan, infeksi dan iritasi menahun
v Sering melahirkan.
Kanker
serviks juga sering terjadi pada wanita yang sering melahirkan, apalagi jarak
antara kelahiran yang satu dengan yang lain terlampau dekat,
v Kanker serviks jarang terjadi pada perawan, tetapi sering
dialami oleh wanita yang bersenggama pertama kali di usia muda, yaitu wanita
yang “kawin” saat usia di bawah 16 tahun.
v kanker serviks lebih sering terjadi pada wanita yang keadaan
ekonominya rendah, tingkat kebersihan daerah kewanitaannya jelek, perilaku
seksualnya terlalu berlebihan (terlalu sering bersenggama atau berganti-ganti
pasangan), suaminya tidak sirkumsisi (sunat), keadaan klinisnya yang jelek
(seperti terjangkit infeksi virus HPV tipe 16 dan 18), dan kebiasaannya
(merokok dan mengkonsumsi pil KB dalam jangka waktu lama, misalnya).
2.9 Upaya
pencegahan kanker servik
v Kanker serviks pada mulanya tidak menyebabkan gejala, namun
kemudian, seorang wanita dapat merasakan nyeri panggul dan perdarahan dari
vagina. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat sel-sel normal pada
serviks menjadi sel-sel kanker.Oleh karena itu, pemeriksaan secara dini seperti
Pap Smears seharusnya dilakukan. Dengan pemeriksaan ini, sel-sel
serviks dapat diamati di bawah mikroskop untuk melihat apakah sel tersebut
normal atau beranjak ke arah sel kanker. Dengan demikian, pemeriksaan dini
merupakan salah satu cara mencegah terjadinya kanker serviks.
v Kanker serviks dapat dicegah dengan meningkatkan kebersihan
kewanitaan (membersihkan vagina dari depan ke belakang dan sering mengganti
celana dalam, misalnya), mencegah penggunaan antiseptik vagina yang berlebihan
karena dapat mempengaruhi pH dan mikroorganisme normal di vagina, mengkonsumsi
makanan bergizi supaya sistem imun terjaga, menghindari pernikahan yang terlalu
muda, menghindari perilaku seks yang berlebihan (seperti berganti-ganti
pasangan dan terlalu sering melahirkan), mencegah kebiasaan merokok, dan
melakukan cek rutin sel-sel serviks dengan Pap Smears. Selain itu,
cara lain seperti mengikuti vaksin HPV juga sering disarankan meskipun masih
ada pihak yang menganggapnya kontroversi karena berbagai dampak yang
ditimbulkan vaksin tersebut.
v Penggunaan kondom
saat berhubungan seks dapat membantu pencegahan penularan penyakit infeksi
menular seperti Gonorrhoe, chlamydia, sifilis dan HIV /AIDS
v Menghindari
merokok, meningkatkan derajat kesehatan secara umum dan mencegah CIN (Cervical
Intraepitelial Neoplasia) dan kanker leher rahim
v Menghindari pencucian vagina
Sering kita melakukan pencucian
vagina dengan obat-obatan antiseptik tertentu. Alasannya beragam, entah untuk
"kosmetik" atau kesehatan. Padahal, kebiasaan mencuci vagina bisa
menimbulkan kanker serviks, baik obat cuci vagina antiseptik maupun deodoran.
"Douching atau cuci vagina menyebabkan iritasi di serviks.
v
Pemberian vaksin
(antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibody) dari sistem
imun didalam tubuh.
v
Vaksinasi merupakan
pencegahan Primer.
v
Kanker serviks dapat dikenali pada tahap pra
kanker, yaitu dengan cara melakukan antara lain pemeriksaan SKRINING, artinya
melakukan pemeriksaan tanpa menunggu keluhan. Beberapa medote skrining telah
dikenal, yaitu antara lain: PAP SMEAR dan IVA. PAP SMEAR Kanker serviks dimulai
dari tahap pra kanker. Jika kanker dapat ditemukan pada tahap awal ini, akan
dapat disembuhkan dengan sempurna.
v Pemeriksaan
PAP SMEAR adalah cara untuk mendeteksi dini kanker serviks.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cepat, tidak sakit, dengan
biaya yang relatif terjangkau dan hasilnya akurat. Kapan melakukannya?
Pemeriksaan PAP SMEAR dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid atau sesudah
petunjuk dokter. Bagi perempuan yang sudah menikah atau sudah melakukan
hubungan seksual, lakukanlah pemeriksaan PAP SMEAR setahun sekali. Segera
mungkin melakukan pemeriksaan PAP SMEAR dan jangan menunggu sampai timbul
gejala.
v Bagaimana
pemeriksaan dilakukan? Pemeriksaan PAP SMEAR dilakukan di atas kursi periksa
kandungan oleh dokter atau bidan yang sudah dilatih, dengan menggunakan alat
untuk membantu membuka kelamin wanita. Ujung leher diusap dengan spatula untuk
mengambil cairan yang mengandung sel-sel dinding leher rahim. Usapan ini
kemudian diperiksa jenis sel-selnya di bawah mikrosop. Apabila hasil
pemeriksaan posirif (terdapat sel-sel yang tidak normal), harus segera
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan oleh dokter ahli kandungan.Tes ini aman dan mudah, dan hanya perlu beberapa
menit saja. Semua perempuan usia 25-64 tahun yang pernah melakukan hubungan
seks dianjurkan melakukan tes pengambilan sel kulit secara teratur. Perempuan
yang tidak dalam rentang usia ini perlu berkonsultasi dengan dokter tentang perlu
tidaknya menjalani pengambilan sel kulit leher rahim. Perempuan yang belum
pernah melakukan hubungan seks atau telah mengalami pengangkatan rahim
(hysterectomy) tidak perlu melakukan tes ini.
2.10
Upaya pengobatan kanker servik
Seperti pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat
dideteksi seawal mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan sedini mungkin.
Jika perubahan awal telah diketahui pengobatan yang umum diberikan adalah
dengan:
v Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
v Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya
uterus beserta leher rahimnya.
v Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang
dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kanker serviks (kanker
leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Ada
beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks antara
lain sebagai berikut:
Ø Hubungan Seks pada
usia muda atau pernikahan pada usia muda.
Ø Berganti-ganti
pasangan seksual.
Ø Defisiensi zat gizi
Ø Sering melahirkan.
Ø Trauma
Ø Kronis pada Servik
seperti persalinan, infeksi dan iritasi menahun
Adapun
gejala yang sering timbul pada stadium lanjut antara
lain adalah:
Ø
Pendarahan sesudah melakukan
hubungan intim.
Ø
Keluar keputihan atau
cairan encer dari kelamin wanita.
Ø
Pendarahan sesudah mati
haid (menopause).
Ø
Pada tahap lanjut dapat
keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau bercampur darah, nyeri panggul
atau tidak dapat buang air kecil.
Akan tetapi kanker serviks juga dapat dicegah dan
diobati.
Upaya pencegahan pada kanker serviks antara lain
sebagai berikut:
Ø Kanker serviks dapat dicegah dengan meningkatkan kebersihan
kewanitaan
Ø Penggunaan kondom
saat berhubungan seks
Ø Menghindari merokok
Ø Menghindari pencucian vagina dengan obat-obatan antiseptik tertentu
Ø Pemberian vaksin (antigen)
Ø Pemeriksaan
PAP SMEAR adalah cara untuk mendeteksi dini kanker serviks.
Upaya pengobatan pada kanker serviks antara lain
sebagai berikut:
Ø Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
Ø Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya
uterus beserta leher rahimnya.
Ø Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang
dapat dilakukan secara internal maupun eksternal
3.2 SARAN
Pesan yang perlu diingat:
Ø
Untuk melakukan skrining
kanker serviks, jangan sampai menunggu adanya keluhan.
Ø
Datanglah ke tempat
periksa untuk pemeriksaan PAP SMEAR/IVA.
Ø
Jika ditemukan kelainan
pra kanker ikutilah pesan petugas/dokter. Apabila perlu pengobatan, jangan
ditunda. Karena pada tahap ini tingkat
kesembuhannya
hampir 100%.
DAFTAR
PUSTAKA
Doenges
M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta
Mansjoer,
dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta.
Www.google.com.