ASUHAN
KEPERAWATAN FOLIKULITIS
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Folikulitis adalah infeksi folikel
rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus
aureus. Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada
kulit dan higien buruk.
Insidensi folikulitis pada
masyarakat luas sulit ditentukan karena banyak individu yang terkena infeksi
ini tidak pernah berobat ke dokter. Dengan penanganan yang tepat, pasien
folikulitis memiliki prognosis yang baik. Gangguan ini biasanya menghilang
dalam dua hingga tiga minggu. Prognosis pasien folikulitis tergantung pada
intensitas infeksi dan kondisi fisik pasien serta kemampuan tubuhnya untuk
menahan infeksi.
Folikulitis dapat menyebabkan
beberapa komplikasi antara lain : selulitis, furunkulosis,
skar, kerusakan folikel
rambut, dan kebotakan permanen.
Folikulitis dapat sembuh
sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus yang persisten
dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien folikulitis ?
1.3
Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami tentang folikulitis serta mendapatkan gambaran teori dan
Asuhan Keperawatan pada klien folikulitis
1.3.2 Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui anatomi dan
fisiologi folikel
b.
Untuk mengetahui definisi folikulitis
c.
Untuk mengetahui etiologi folikulitis
d.
Untuk mengetahui patofisiologi
folikulitis
e.
Untuk mengetahui WOC folikulitis
f.
Untuk mengetahui manifestasi
klinis folikulitis
g.
Untuk mengetahui komplikasi folikulitis
h.
Untuk mengetahui pemeriksaan
diagnostic folikulitis
i.
Untuk mengetahui penatalaksanaan
folikulitis
j.
Untuk mengetahui prinsip etik
keperawatan pada folikulitis
k.
Untuk mengetahui asuhan
keperawatan folikulitis
1.4 Manfaat
1.
Memberikan
informasi pada mahasiswa tentang folikulitis serta berbagai hal lain yang berhubungan dengan penyakit ini.
2.
Menambah pengetahuan penulis
tentang penyakit folikulitis
3.
Sebagai
sumber informasi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian atau hal lain yang ada kaitannya dengan penyakit folikulitis
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Anatomi dan Fisiologi Folikel
Bagian atau susunan
dari Anatomi Rambut terdiri dari beberapa bagian
diantaranya ujung rambut, batang rambut dan akar rambut. Berikut
penjelasan singkat bagian dari rambut :
1.
Ujung Rambut yaitu yang berbentuk runcing
terdapat pada rambut yang baru tumbuh & belum pernah dipotong.
2.
Batang Rambut yaitu bagian rambut yang berada
diluar kulit, berupa benang-benang halus terdiri dari keratin / sel-sel tanduk.
Batang Rambut mempunyai 3 lapisan, yaitu:
a.
Cuticula / kulit ari / selaput rambut adalah lapisan
–lapisan luar, terdiri dari sel-sel tanduk yang pipih/gepeng dan bening (tembus
cahaya) dan tersusun, bagian bawah menutupi bagian diatasnya. Karena cuticula
bening dan tembus cahaya maka terlihatlah warna dari rambut tersebut. Susunan
rambut yang saling menutupi memungkinkan hasil yang diinginkan dalam penyasakan
dan memudahkan cairan (Zat cair) lebih mudah masuk dalam rambut.
b.
Cortex/Kulit rambut adalah bagian
yang berada di tengah (antara cuticula & medulla) disusun oleh kumpulan
semacam benang-benang sangat halus sekali (tidak dapat dilihat oleh mata hanya
dengan mikroskop benda). Benang yang sangat halus disebut fibril. Fibril
terbentuk oleh molekul, molekul fibril mengandung butiran pigmen melanin. Sel
tanduk yang membentuk fibril mengandung suatu zat belerang/sulfur mempunyai
pengaruh reaksi terhadap obat keriting/cold wave dan obat cat rambut.
Molekul-molekul keratin berada dalam bentuk spiral terdapat ikatan-ikatan yang
mempertahankan bentuk rambut secara tetap (Pengeritingan).
c.
Medula / Sumsum rambut adalah berupa
bagian tengah rambut yang dibentuk oleh Zat tanduk yang berwujud anyaman dengan
rongga-rongga yang berisikan Udara. Penampang melintang rambut lurus berbentuk
bundar / lonjong berombak menebal disatu sisi. Rambut keriting penampang
melintangnya tidak menentu (kadang berbentuk ginjal)
3.
Akar Rambut yaitu bagian rambut yang berada di dalam kulit dan tertahan di dalam
folikel/ kantong rambut. Bagian-bagian dari akar rambut ialah :
a.
Folikel rambut / kantong rambut adalah suatu saluran
yang menyerupai kantong dan melindungi tunas rambut serta tertanam didalam
dermis(lapisan dalam kulit).
b. Umbi rambut adalah bagian bawah folikel / kantong rambut yang punya
mulut seperti corong memanjang keatas dari lapisan dermis dan berakhir pada
lapisan epidermis. Gunanya untuk menghisap / menyerap udara serta
penimbunan kotoran dan sebum.
c.
Papil Rambut adalah tempat membuat sel-sel tunas
rambut dan tempat membuat sel-sel pigmen melanin ( Zat warna pada rambut).
d. Pembuluh darah adalah saluran yang untuk merembeskan cairan yang
berisi Zat makanan untuk keperluan sel-sel lapisan epidermis.
e.
Kelenjar minyak adalah suatu saluran yang berguna
untuk memberikan kelembutan rambut.
f.
Kelenjar keringat adalah saluran bermuaranya sel-sel
keringat.
g. Zat warna rambut adalah tempat untuk membuat warna
pada rambut atau disebut sebagai sel melanin
2.2
Definisi Folikulitis
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya
oleh bakteri staphylococcus aureus. Peradangan terjadi di folikel. Faktor
resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk. (Corwin, 2011)
Folikulitis merupakan infeksi bakteri pada folikel
rambut yang menyebabkan pembentukan pustula. (Kowalak, 2011)
Folikulitis adalah peradangan yang hanya terjadi pada
umbi akar rambut saja. Berdasarkan letak munculnya, bisul jenis ini dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu superficial atau hanya di permukaan saja dan yang
letaknya lebih dalam lagi disebut profunda. (Rahayu, 2007)
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar
rambut (folikel) yang umumnya disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus. Folikulitis timbul sebagai
bintik-bintik kecil disekeliling folikel rambut. (Rifki, 2011)
2.2.1
Klasifikasi Folikulitis
a.
Folikulitis berdasarkan letaknya
1.
Folikulitis Superficial
a.)
Pseudomonas Folikulitis
Sekitar 12 sampai 48 jam terpajan, akan timbul
papul kemerahan sampai dengan adanya pustul. Ruam akan bertambah berat pada
bagian tubuh yang tertutup pakaian renang dengan air yang terkontaminasi dengan
pseudomonas.
b.)
Tinea Barbae
Lebih sering disebabkan oleh jamur Trychopyton verrucosum atau Trychopyton mentagrophytes. Folikulitis
tipe ini juga terjadi di daerah dagu pria ( jenggot ). Tinea barbae menyebabkan
timbulnya bintik-bintik putih yang gatal.
c.)
Pseudofolikulitis Barbae
Pada inflamasi folikel rambut di daerah jenggot,
pseudofolikulitis barbae menyebabkan jenggot menjadi keriting.
d.) Pityrosporum Folikulitis
Lebih sering terjadi pada dewasa muda.
Folikulitis tipe ini menimbulkan gejala kemerahan, pustul dan gatal pada daerah
punggung, dada dan kadang-kadang daerah bahu, lengan atas dan wajah. Disebabkan
oleh infeksi ragi, seperti malassezia
furfur, sama halnya seperti jamur yang menyebabkan ketombe.
2.
Folikulitis Profunda
a.) Folikulitis
Gram negative
Lebih sering berkembang pada seseorang dengan
terapi antibiotik jangka panjang dengan pengobatan akne. Antibiotik mengganggu
keseimbangan normal bakteri pada hidung, yang akan mempermudah berkembangnya
bakteri yang berbahaya ( Bakteri Gram-negatif ). Pada umumnya hal ini tidak
membahayakan, karena flora di hidung akan kembali normal apabila pemakaian
antibiotik dihentikan.
b.) Folikulitis
Eosinofilik
Terutama terjadi pada penderita dengan HIV
positif. Folikulitis tipe ini memiliki gejala khas yaitu inflamasi yang
berulang, luka yang bernanah (pus), terutama terjadi pada wajah tetapi dapat
juga terjadi pada punggung dan lengan atas. Luka biasanya menyebar, sangat gatal
dan seringkali menimbulkan hipopigmentasi. (Anonymus, 2009)
b.
Folikulitis berdasarkan penyebabnya
1.
Folikulitis bakterial
Folikulitis
bakterial terjadi ketika bakteri memasuki tubuh lewat luka, goresan, sayatan
bedah, atau berkembang biak pada kulit dekat folikel rambut. Bakteri dapat
terperangkap di folikel dan infeksi dapat
menyebar dari folikel rambut ke bagian lain dari tubuh. Folikulitis bakterial
bisa dangkal atau mendalam. Folikulitis dangkal, yang disebut juga impetigo, terdiri
dari bintil berisi nanah yang terangkat dari kulit. Bintil itu sering dikelilingi
oleh lingkaran kemerahan.
Folikulitis
dalam terjadi ketika infeksi menyerang lebih dalam dan melibatkan lebih banyak
folikel untuk menghasilkan furunkel dan karbuncle. Ini lebih
serius daripada folikulitis dan dapat menyebabkan kerusakan permanen dan
menimbulkan luka yang membekas pada kulit. Folikulitis bakterial biasanya
terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Staphylococcus aureus adalah penyebab folikulitis bakterial terbanyak. Ini juga menyebabkan sikosis,
yaitu infeksi kronis yang
melibatkan seluruh folikel rambut. Selain itu spesies streptococcus, pseudomonas, proteus dan bakteri
coliform juga menjadi penyebab folikulitis bakterial.
2.
Folikulitis jamur
Seperti namanya folikulitis jamur ini disebabkan
karena infeksi jamur. Infeksi jamur dangkal ditemukan di lapisan atas kulit,
infeksi jamur dalam menyerang lapisan kulit yang lebih dalam. Infeksi dari
folikel rambut juga dapat menyebar ke dalam darah atau organ dalam.
Jamur
Dermatophytic , jamur Pityrosporum dan folikulitis ragi
kandida adalah penyebab utama folikulitis jamur. Folikulitis dermatophytic
paling sering disebabkan oleh spesies zoofilik, yaitu spesies jamur yang
menunjukkan daya tarik atau persamaan dengan hewan. Kondisi ini ditandai dengan
munculnya bintil folikuler di sekitar plak eritematosa berwarna merah
yang mengeras. Penetrasi jamur yang dalam menyebabkan peradangan yang tinggi
dan menentukan besarnya kerontokan rambut yang terjadi akibat infeksi.
Folikulitis Virus melibatkan
berbagai infeksi virus pada folikel rambut. Infeksi karena virus herpes
sederhana (HSV) sering berubah menjadi luka berbintil atau borok, dan akhirnya menjadi kerak. Infeksi yang disebabkan oleh kontagiosum
moluskum mengindikasikan sebuah imunitas tertahan yang bermanifestasi sebagai papula
berwarna keputihan dan gatal yang berada di daerah jenggot. Ada
juga beberapa laporan tentang folikulitis yang disebabkan oleh infeksi herpes
zoster.
Parasit yang menyebabkan
folikulitis biasanya adalah patogen kecil yang bersembunyi di dalam folikel
rambut untuk tinggal atau bertelur di sana. Kutu rambut seperti demodex
folliculorum dan demodex
brevis adalah penghuni alami pada
folikel pilo-sebaceous manusia. (Anonymus,
2011)
2.2.2 Prognosis
Insidensi folikulitis pada masyarakat luas sulit
ditentukan karena banyak individu yang terkena infeksi ini tidak pernah berobat
ke dokter. Dengan penanganan yang tepat, pasien folikulitis memiliki prognosis
yang baik. Gangguan ini biasanya menghilang dalam dua hingga tiga minggu.
Prognosis pasien folikulitis tergantung pada intensitas infeksi dan kondisi
fisik pasien serta kemampuan tubuhnya untuk menahan infeksi. (Kowalak, 2011)
.3
Etiologi Folikulitis
Setiap rambut tubuh tumbuh dari folikel, yang merupakan suatu kantong kecil
di bawah kulit. Selain menutupi seluruh kulit kepala, folikel juga terdapat pada
seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki dan membran mukosa seperti
bibir.
Etiologi yang paling sering menyebabkan
folikulitis adalah kuman staphylococcus
aureus koagulase-positif. Penyebab lainnya dapat meliputi :
1.
Klabsiella,
Enterobacter, atau
Proteus (mikroorganisme ini menyebabkan folikulitis gram negatif pada
pasien yang mendapat terapi antibiotik jangka panjang)
2.
Pseudomonas aeruginosa
(mikroorganisme yang hidup dalam lingkungan hangat dan memiliki PH tinggi serta
kandungan klorin yang rendah) (Kowalak, 2011)
.3.1 Faktor Risiko
Faktor resiko
yang menjadi predisposisi infeksi ini adalah :
a. Luka yang
terinfeksi
b. Higiene yang
buruk
c. Keadaan umum
yang jelek
d. Pakaian yang
ketat
e. Gesekan
f.
Pencukuran
g.
Terapi imunosupresan
h.
Pajanan pelarut tertentu
i.
Diabetes (Kowalak, 2011)
2.4
Patofisiologi Folikulitis
Mikroorganisme penyebab ini memasuki tubuh dan
biasanya lewat retakan sawar kulit (serta tempat luka). Kemudian mikroorganisme
tersebut menyebabkan reaksi inflamasi dalam folikel rambut. (Kowalak,2011)
2.6
Manifestasi Klinis
Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada
bentuk kelainan superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di
sekeliling satu atau beberapa folikel. Papul kadang-kadang mengandung pus (
pustul ), ditengahnya mengandung rambut serta adanya krusta disekitar daerah
inflamasi. Infeksi terasa gatal dan agak sakit, tetapi biasanya tidak terlalu
menyakitkan. Tempat predileksi folikulitis superfisial yaitu di tungkai bawah.
Folikulitis profunda akan merusak seluruh folikel rambut sampai ke subkutan
sehingga akan teraba infiltrat di subkutan dan dapat menimbulkan gejala yang
lebih berat yaitu sangat sakit, adanya pus yang akhirnya dapat meninggalkan
jaringan ikat apabila telah sembuh. (Anonymus, 2009)
2.7
Komplikasi Folikulitis
Pada beberapa kasus folikulitis ringan, tidak menimbulkan komplikasi meskipun
infeksi dapat rekurens atau menyebar serta menimbulkan plak.
Komplikasi pada folikulitis yang berat, yaitu :
1.
Selulitis
Sering terjadi pada kaki,
lengan atau wajah. Meskipun infeksi awal hanya superfisial, akhirnya akan
mengenai jaringan dibawah kulit atau menyebar ke nodus limfatikus dan aliran
darah.
2.
Furunkulosis
Kondisi ini terjadi ketika
furunkel berkembang ke jaringan dibawah kulit ( subkutan ). Furunkel biasanya
berawal sebagai papul berwarna kemerahan. Tetapi beberapa hari kemudian dapat
berisi pus, sehingga akan membesar dan lebih sakit.
3.
Skar
Folikulitis yang berat akan
meninggalkan skar atau jaringan ikat ( hipertropik / skar keloid ) atau
hipopigmentasi
4.
Kerusakan folikel
rambut
5.
Hal ini akan
mempermudah terjadinya kebotakan permanen (Anonymus, 2009)
2.8
Pemeriksaan Diagnostic Folikulitis
1. Riwayat pasien
yang memperlihatkan folikulitis sebelumnya sudah ada
2. Pemeriksaan
fisik yang menunjukkan adanya lesi kulit untuk penegakan diagnosis
folinokulitis
3. Pemeriksaan
kultur luka pada tempat yang terinfeksi (biasanya memperlihatkan S. aureus)
4. Kanaikan jumlah
sel darah putih (leukositosis) yang mungkin terjadi. (Kowalak, 2011)
2.9
Penatalaksanaan Folikulitis
Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi
pada beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
Pengobatan dapat diberikan antibiotik sistemik, antibiotik topical
seperti salep mupirosin atau klindamisin atau larutan eritromisin serta penggunaan antiseptik (
contoh, chlorhexidine ) dapat diberikan sebagai terapi tambahan, tetapi jangan
digunakan tanpa pemberian antibiotik sistemik. Dianjurkan pemberian antibiotik
sistemik dengan harapan dapat mencegah terjadinya infeksi kronik. (Anonymus, 2009)
Pembersihan daerah yang terinfeksi dengan
sabun antiseptik dan air serta kompres basah dan hangat untuk menimbulkan
vasodilatasi serat pengaliran pus dari daerah lesi dapat dilakukan pada
penderita folikulitis. (Kowalak, 2011)
2.9.1
Pencegahan
a.
Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik
b.
Untuk menghindari penularan bakteri kepada anggota
keluarga lain, beri tahu pasien agar menggunakan handuk dan lap mukanya
sendiri. Beri tahu pula bahwa barang-barang ini harus direndam dulu dalam air
panas sebelum dicuci (atau cuci dengan mesin cuci yang menggunakan air panas)
c.
Pasien harus mengganti pakaian dan perlengkapan
tidurnya (seperti sprei, selimut, sarung bantal, dll) setiap hari dan semua
barang ini harus dicuci memakai air panas
d.
Anjurkan pasien untuk mengganti perban dengan sering
dan segera membuangnya dalam kantung kertas ke tempat sampat. (Kowalak, 2011)
2.9
Penatalaksanaan Folikulitis
Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi
pada beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
Pengobatan dapat diberikan antibiotik sistemik, antibiotik topical
seperti salep mupirosin atau klindamisin atau larutan eritromisin serta penggunaan antiseptik (
contoh, chlorhexidine ) dapat diberikan sebagai terapi tambahan, tetapi jangan
digunakan tanpa pemberian antibiotik sistemik. Dianjurkan pemberian antibiotik
sistemik dengan harapan dapat mencegah terjadinya infeksi kronik. (Anonymus, 2009)
Pembersihan daerah yang terinfeksi dengan
sabun antiseptik dan air serta kompres basah dan hangat untuk menimbulkan
vasodilatasi serat pengaliran pus dari daerah lesi dapat dilakukan pada
penderita folikulitis. (Kowalak, 2011)
2.9.1
Pencegahan
a.
Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik
b.
Untuk menghindari penularan bakteri kepada anggota
keluarga lain, beri tahu pasien agar menggunakan handuk dan lap mukanya
sendiri. Beri tahu pula bahwa barang-barang ini harus direndam dulu dalam air
panas sebelum dicuci (atau cuci dengan mesin cuci yang menggunakan air panas)
c.
Pasien harus mengganti pakaian dan perlengkapan
tidurnya (seperti sprei, selimut, sarung bantal, dll) setiap hari dan semua
barang ini harus dicuci memakai air panas
d.
Anjurkan pasien untuk mengganti perban dengan sering
dan segera membuangnya dalam kantung kertas ke tempat sampat. (Kowalak, 2011)
2.10 Prinsip Etik Keperawatan
pada Folikulitis
Etika berkenaan dengan pengkajian kehidupan moral secara sistematis dan
dirancang untuk melihat apa yang harus dikerjakan, apa yang harus
dipertimbangkan sebelum tindakan tersebut dilakukan, dan ini menjadi acuan
untuk melihat suatu tindakan benar atau salah secara moral. Terdapat beberapa
prinsip etik dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan yaitu :
1. Otonomi (penentu pilihan)
Perawat yang mengikuti prinsip autonomi menghargai hak klien untuk
mengambil keputusan sendiri. Dengan menghargai hak autonomi berarti perawat
menyadari keunikan induvidu secara holistik.
2. Beneficience (do good)
Beneficence berarti melakukan yang baik. Perawat memiliki kewajiban untuk
melakukan dengan baik, yaitu mengimplemtasikan tindakan yang mengutungkan klien
dan keluarga.
3. Justice (perlakuan adil)
Perawat hendaknya mengambil keputusan dengan menggunakan rasa keadilan.
4. Non maleficience (do no harm)
Non Maleficence berarti tugas yang dilakukan perawat tidak menyebabkan
bahaya bagi kliennya. Prinsip ini adalah prinsip dasar sebagaian besar kode
etik keperawatan. Bahaya dapat berarti dengan sengaja membahayakan, resiko
membahayakan, dan bahaya yang tidak disengaja.
5. Fidelity (setia)
Fidelity berarti setia terhadap kesepakatan dan tanggung jawab yang
dimikili oleh seseorang.
6. Veracity (kebenaran)
Veracity mengacu pada mengatakan kebenaran. Sebagian besar anak-anak
diajarkan untuk selalu berkata jujur, tetapi bagi orang dewasa, pilihannya
sering kali kurang jelas.
7. Moral right
Hak-hak klien harus dihargai
dan dilindungi. Hak-hak tersebut menyangkut kehidupan, kebahagiaan, kebebasan,
privacy, self-determination, perlakuan adil dan integritas diri.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian
1.
Anamnesa
a.
Tanyakan kepada pasien tentang berapa lama pasien mengalami perubahan pada
kulitnya
b. Tanyakan kepada
pasien apakah pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya
c.
Tanyakan kepada pasien adakah orang dilingkungan sekitar yang mengalami
kejadian yang sama
2.
Amati adanya luka dan jaringan parut pada kulit pasien
3.
Amati apakah ada pustula di daerah kulit
3.2
Diagnosa Keperawatan
1.
Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan mekanisme jaringan sekunder
2. Resiko
penularan infeksi b/d pertahanan sekunder tidak adekuat
3.
Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d kurang informasi
3.3
Rencana Intervensi
3.3.1 kerusakan
integritas kulit b/d kerusakan mekanisme jaringan sekunder
Tujuan : mempertahankan kulit utuh
Intervensi
1. Inspeksi kulit
terhadap perubahan warna, turgor, vaskular
R/ menandakan area sirkulasi buruk/kerusakan yang
dapat menimbulkan pembentukan dekubitus/infeksi
2. Pantau masukan
cairan dan hidrasi kulit serta membran mukosa
R/ mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan
yang mempengaruhi sirkulasi dan integritas jaringan pada tingkat seluler
3. Anjurkan
menggunakan pakaian katun yang longgar
R/ mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan
evaporasi lembab kulit
4. Berikan matras
busa/flotasi
R/ menurunkan tekanan lama pada jaringan, yang dapat
membatasi perfusi seluler yang menyebabkan iskemia/nekrosis
3.3.2 resiko
penularan infeksi b/d pertahanan sekunder tidak adekuat
Tujuan :
mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat purulen dan tidak demam
Intervensi
1. Implementasikan teknik isolasi yang
tepat sesuai indikasi
R/ tergantung
tipe pustula ; untuk menurunkan risiko kontaminasi silang/terpajannya pada
flora bakteri multiple
2. Tekankan tentang pentingnya teknik
mencuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontak dengan pasien
R/ mencegah
kontaminasi silang : menurunkan risiko infeksi
3. Awasi/batasi pengunjung, bila perlu.
Jelaskan prosedur isolasi terhadap pengunjung bila perlu
R/ mencegah
kontaminasi silang dari pengunjung
3.3.3 kurang
pengetahuan tentang penyakit b/d kurang informasi
Tujuan : Menyatakan pemahaman penyebab
terjadinya purpura dan penggunaan tindakan pengobatan.,
Mulai mendiskusikan perannya dalam mencegah kekambuhan, berpartisipasi
dalam program pengobatan.
Intervensi
1.
Tentukan persepsi pasien tentang penyebab terjadinya purpura
R/ membuat pengetahuan dasar dan
memberikan beberapa kesadaran yang konstruktif pada pasien.
2.
Berikan/kaji ulang tentang etiologi folikulitis, penyebab/efek hubungan
perilaku pola hidup, dan cara menurunkan resiko/faktor pendukung.
R/ memberikan pengetahuan dasar
dimana pasien dapat membuat pilihan informasi/keputusan tentang masa depan dan
control masalah kesehatan.
3.
Diskusikan tentang pentingnya menghentikan memakai baju ketat, mencukur
rambut dengan tidak hati-hati
R/ pakaian ketat dan mencukur rambut
dengan sembarangan juga berhubungan
dengan peningkatan resiko terjadinya/berulangnya folikulitis
3.4
Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat
sebelumnya berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan dalam kasus, dengan
menuliskan waktu pelaksanaan dan respon klien.
3.5
Evaluasi
1. Kerusakan
integritas kulit teratasi
2. Tidak terjadi
penularan infeksi
3. Pasien
menyatakan pemahaman tentang penyakit yang dideritanya
BAB 4
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Folikulitis adalah infeksi folikel
rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus. Peradangan terjadi di
folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk.
Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada
bentuk kelainan superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di
sekeliling satu atau beberapa folikel.
Folikulitis dapat menyebabkan
beberapa komplikasi antara lain : selulitis, furunkulosis,
skar, kerusakan folikel
rambut, dan kebotakan permanen.
Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi
pada beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
3.2
Saran
Perawatan hiegine perorangan serta
keluarga yang baik harus dimiliki oleh setiap individu untuk menghindari
terjadinya folikulitis. Untuk menghindari penularan bakteri kepada anggota
keluarga lain, beri tahu pasien agar menggunakan handuk dan lap mukanya
sendiri. Beri tahu pula bahwa barang-barang ini harus direndam dulu dalam air
panas sebelum dicuci (atau cuci dengan mesin cuci yang menggunakan air panas)
DAFTAR PUSTAKA
Anonymus. 2011. Folikulitis,
Bisul, & Karbunkel. http://medicastore.com/penyakit/343/Follikulitis_Bisul_&_Karbunkel.html diakses
tanggal 25 Maret 2012 pukul 19 : 40
Anonymus. 2011. Penyebab
Folikulitis. http://doktermu.com/penyebab-folikulitis.html diakses
tanggal 25 Maret 2012 pukul 19 : 25
Carpenito. L. Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta
Doengos,E
marlyn.2002. Rencana Asuhan Keperawatan.
EGC: Jakarta
Kowalak, P.
Jennifer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi.
EGC : Jakarta
Rahayu. 2007. Bisul
Bayi bag 2. http://www.balita-anda.com/bisul
-bayi-bag2.html diakses tanggal 25 Maret 2012 pukul 19:00
Rifkind, Malik. 2011. Folikulitis. http://www.scribd.com/doc/73463927/FOLIKULITIS-M-Rifkind diakses
tanggal 25 Maret 2012 pukul 19:30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar